er

Sabtu, 31 Desember 2011

Sekilas tentang KPMDB

Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB) adalah organisasi kepemudaan dan keterpelajaran (intelektual akademisi) yang berdiri 14 Desember 1964, hingga sekarang. Keberadaannya diniati sebagai wadah persatuan dan kesatuan mahasiswa-mahasiswa Brebes dalam berekspresi, berkreatifitas dan berpikir untuk pengembangan diri dan kemajuan Daerah. Kedudukan dan sifatnya independent dan non partisan.

Saat ini KPMDB memiliki kepengurusan di berbagai wilayah seperti Wilayah Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Brebes-Tegal, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang Dsb. KPMDB mengajak kepada siapapun saja dan dimanapun saja untuk ikut mewarnai KPMDB sebagai "agent of change" sekaligus ‘kawah candra dimuka’ pemimpin bangsa. Semoga.

16 Desa di Brebes Terendam Banjir

BREBES, suaramerdeka.com - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Brebes menyebabkan sebanyak 16 desa di wilayah itu terendam banjir, Sabtu (31/12). Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul di dua sungai. Yakni, Sungai Kabuyutan di Kecamatan Ketanggungan dan Sungai Sapit di Kecamatan Kersana.

16 desa yang kebanjira itu tersebar di kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Kersana, Tanjung, Ketanggungan, Losari dan Brebes. Selain merendam ratusa rumah penduduk, banjir juga merendam ratusan hektare tanaman bawang siap panen. Bahkan, bawang merah yang tengah dijemur di tepi sawah ikut hanyut. Akibat kejadian tersebut kerugian petani diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Tak hanya itu, banjir juga melumpuhkan transportasi warga. Jalan antara Pejagan-Ketanggungan yang merupakan jalur keluar tol Kanci-Pejagan ikut teredam di beberapa titik. Di antaranya, di titik Desa Tegongan Kecamatan Tanjung dan di titi Desa Limbangan Kecamatan Kersana. Hingga Sabtu siang, sejumlah wilayah masih terendam, tetapi ketinggian air mulai menyusut.

Di Kecamatan Kersana, Tanjung dan Ketanggungan, banjir akibat tanggul di Sungai Sapi dan Kabuyutan jebol. Di Sungai Sapit, tanggul jebol sepanjang 15 meter di Desa Kramatsampang. Sedangkan tanggul Sungai Kabuyutan jebol lebih dari 5 meter. Sebanyak 500 rumah warga di Desa Limbangan Kecamatan Kersana terendam banjir dalam kejadian tersebut. Ketinggian air di pemukiman warga mencapai 1 meter lebih. Sedangkan di Desa Kramat Sampang (Kersana) dan Desa Senggon (Tanjung) air meluap hingga pemukiman dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter.

"Air mulai masuk desa kami sekitar pukul 00.00. Ini akibat tanggul Sungai Kabuyutan jebol," kata Tarjono, Kepala Desa Limbangan, Kersana.

Menurut dia, banjir kali ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Air masuk begitu cepat, sehingga warga panik dan banyak yang belum sempat menyelamatkan barang-barangnya. "Di desa kami ada 500 rumah yang terendam, tinggi air sekitar 1 meter. Sementara lahan pertanian yang terencam ratusan ha," terangnya.

Anggota FPDIP DPRD Kabupaten Brebes, Narjo mengatakan, dari hasil pantauan di lapangan, banjir yang terjadi ini luar biasa. Bahkan, sebuah jembatan di Desa Sutamaja hanyut terbawa arus. "Kami minta bencana ini segera ditangani, karena warga sangat kesusahan," ujar yang mengecek lokasi kejadian bersama pejabat Muspika Kersana.

Kabag Humas dan Protokol Setda Pemkab Brebes, Drs Atmo Tan Sidik menjelaskan, dari hasil pendataan sementara tercatat sebanyak 65.225 jiwa yang menjadi korban banjir. Karena itu, Pemkab kini tengah melakukan penanganan paskabanjir. Yakni, segera mengirim bantuan logistik. Dari jumlah warga yang menjadi korban banjir, dibutuhkan beras sebanyak 26.080 kg/ hari. Selain itu, Pemkab juga akan menyalurkan bantuan lauk pauk Rp 3.000/ orang. "Banjir yang terjadi kali ini berdampak sangat besar," ujarnya saat mendampingi Bupati Brebes mengecek korban banjir di Kecamatan Losari.

( Bayu Setiawan / CN32 / JBSM )

Sejarah Kabupaten Brebes


Ada beberapa pendapat mengenai asal - usul nama Brebes yang di antaranya berasal dari kata di antaranya Brebes berasal dari kata "Bara" dan "Basah", bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas yang berair.Karena perkataan bara di ucapkan bere sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan Brebes. Dalam Bahasa Jawa perkataan Brebes atau mrebes berarti tansah metu banyune yang berarti selalu keluar airnya.

Nama Brebes muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti Pekalongan, Pemalang ,dan Tegal. Brebes pada saat itu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal.

Pada tanggal 17 Januari 1678 di Jepara diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se Jawa Tengah, termasuk Arya Martalaya, Adipati Tegal dan Arya Martapura, Adipati Jepara. Karena tidak setuju dengan acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat Admiral dengan Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram, maka terjadi perang tanding antara kedua adipati tersebut. Peristiwa berdarah ini merupakan awal mula terjadinya Kabupaten Brebes dengan Bupati berwenang .Sehari setelah peristiwa berdarah tersebut yaitu tanggal 18 Januari 1678, Sri Amangkurat II yang berada di Jepara mengangkat beberapa Adipati/ Bupati sebagai pengagganti Adipati-adipati yang gugur. Untuk kabupaten Brebes di jadikan kabupaten mandiri dengan adipati Arya Suralaya yang merupakan adik dari Arya Martalaya. Pengangkatan Arya Suralaya sekaligus titimangsa pemecahan Kadipaten Tegal menjadi dua bagian yaitu Timur tetap di sebut Kadipaten Tegal dan bagian barat di sebut Kabupaten Brebes.


Jumat, 30 Desember 2011

MUSWIL KPMDB Wilayah Surakarta Periode 2011


Pada tanggal 24-25 Desember 2011 Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB) Wilayah Surakarta Periode 2011 melaksanakan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) yang bertempat di Aula Kantor Balai Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Muswil merupakan acara tertinggi dalam organisasi KPMDB dimana semua pengurus mempertanggungjawabkan program kerjanya selama 1 periode kepengurusan. MUSWIL kemarin dihadiri oleh para pengurus, Almuni dan Anggota baru maupun lama yang sedang mencari ilmu diperguruan tinggi di Surakarta seperti UMS, UTP, UNS dan IAIN Surakarta. Alhamdulillah MUSWIL kemarin dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pemimpin baru (Ketua Umum KPMDB Wilayah Surakarta Periode 2012) yaitu Wiria Sutrisna (Mahasiswa FKIP/PGSD/UMS ’10) yang mengalahkan 2 calon ketum lainnya yaitu Abdur Rahman (Mahasiwa FKIP/PEA/UMS ’10) dan Riza Fiki Wildani (Mahasiswa POK/UTP ’09). Ketum 2012 (Wiria Sutrisna) menyampaikan himbawannya kepada forum, khususnya buat pengurus KPMDB agar tetap menjalin silaturahmi antar seluruh warga Brebes yang ada di Solo, khususnya anggota KPMDB dan jadikanlah organisasi KPMDB ini sebagai suatu wadah untuk menampung semua aspirasi teman-teman mahasiswa dan pelajar yang berasal dari Brebes.